Sabtu, 15 Oktober 2011


KABUPATEN  KOLAKA
kota ku yang indah
Kabupaten Kolaka adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kolaka. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.918,38 km² dan jumlah penduduk 314.812 jiwa (2010). Bupati Kolaka saat ini adalah Drs. H. Buhari Matta, M.Si.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kolaka tahun 2004 atas dasar harga konstan 2000 adalah Rp. 1.963.218.210.000,- dengan pertumbuhan PDRB dalam kurun waktu 20002004, yaitu tahun 2001 sebesar 2,43% dan tahun 2002 sebesar 12,76%, kemudian tahun 2003 turun sebesar -14,92% dan tahun 2004 tumbuh sebesar 6,18%.
Berdasarkan harga berlaku tahun dasar 2000 PDRB Perkapita pada tahun 2003 adalah sebesar Rp. 7.839.620,78,- sedangkan tahun 2004 sebesar Rp. 8.925.085,15,- sehingga dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2004 mengalami kenaikan.
Keadaan Wilayah
Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Kolaka mencakup jazirah daratan dan kepulauan yang memiliki wilayah daratan seluas 6.918,38 km² dan wilayah perairan/laut diperkirakan seluas ± 15.000 km², berbatasan dengan:
Topografi dan Hidrologi
Keadaan permukaan wilayah Kabupaten Kolaka umumnya terdiri dari gunung dan bukit yang memanjang dari utara ke selatan, memiliki beberapa sungai yang memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, kebutuhan industri, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan irigasi serta pariwisata. Kabupaten Kolaka dipandang dari sudut oseanografi memiliki perairan (laut) yang sangat luas, yaitu diperkirakan mencapai ± 15.000 km2.
Iklim
Wilayah daratan Kabupaten Kolaka mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara minimum sekitar 10 °C dan maksimum 31 °C atau rata-rata antara 24 °C - 28 °C.
Pemerintahan
Wilayah Administrasi
Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Kolaka pada tahun 2011 terdiri atas 20 kecamatan, 168 desa dan 45 kelurahan.
Wilayah kecamatan terdiri dari:
  1. Kecamatan Loea
  2. Kecamatan Lalolae
  3. Kecamatan Toari
  4. Kecamatan Baula
  5. Kecamatan Kolaka
  6. Kecamatan Ladongi
  7. Kecamatan Lambadia
  8. Kecamatan Latambaga
  9. Kecamatan Mowewe
  10. Kecamatan Pomalaa
  11. Kecamatan Samaturu
  12. Kecamatan Tanggetada
  13. Kecamatan Tirawuta
  14. Kecamatan Uluiwoi
  15. Kecamatan Watubangga
  16. Kecamatan Wolo
  17. Kecamatan Wundulako
  18. Kecamatan Polinggona
  19. Kecamatan Tinondo
  20. Kecamatan Poli-polia
Pemerintahan Desa
Pada tahun 2005 desa yang sudah mencapai tingkat desa swakarya sebanyak 145 desa dari 176 desa/kelurahan sedangkan sebanyak 31 desa merupakan desa swadaya.
 Dewan Perwakilan Rakyat
Jumlah anggota DPRD tahun 2005 sebanyak 30 orang yang berasal dari 12 Partai Politik. Produk hukum yang dihasilkan pada tahun 2005 sebanyak 80 produk hukum, yaitu 15 Perda, 33 Keputusan DPRD, 10 Keputusan Pimpinan dan Keputusan Panitia Musyawarah sebanyak 22 buah.
Kependudukan dan Tenaga Kerja
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Kolaka sebanyak 314.812 jiwa yang terdiri dari 161.679 laki-laki dan 153.133 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk pada kurun waktu tahun 20002010 rata-rata sebesar 2,79% per tahun.
 Persebaran Penduduk
Persentase persebaran penduduk yang berada di bawah 5% adalah Kecamatan Tanggetada, Kecamatan Baula, dan Kecamatan Uluiwoi.
Keadaan struktur umur penduduk pada tahun 2005 menunjukan bahwa penduduk usia muda atau berumur dibawah 15 tahun sekitar 35,15%. Beberapa tahun terakhir angka rasio jenis kelamin cenderung stabil pada angka 105 yang berarti setiap ada 100 perempuan ada sebanyak 105 laki-laki.
Ketenagakerjaan
Pada tahun 2005 secara keseluruhan TPAK Kabupaten Kolaka sebesar 116.405 orang dimana sebelumnya pada tahun 2004 terdapat sebanyak 156.617 orang. Angka tersebut belum dapat dijadikan sebagai pedoman karena angkatan kerja pada tahun 2004 masih menyatu dengan Kabupaten Kolaka Utara.
Ditinjau dari lapangan pekerjaan utama penduduk Kabupaten Kolaka, terlihat bahwa sektor pertanian masih paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu sebesar 71.415 orang.
Sosial
Pendidikan
Dilihat dari ratio murid terhadap guru pada tahun 2005/2006, yaitu untuk SD sebesar 23, SLTP sebesar 20 dan SLTA sebesar 13 sebenarnya sudah cukup ideal. Hanya yang menjadi masalah bahwa seorang guru tidak mengajar/tatap muka secara terus-menerus, sehingga sebuah kelas tetap memiliki jumlah siswa lebih dari 30 orang dengan seorang guru yang sedang mengajarnya.
Kesehatan
Tenaga kesehatan pada tahun 2004 sebanyak 320 orang dan pada tahun 2005 naik menjadi 906 orang, sehingga tenaga kesehatan yang tersebar sudah cukup memadai untuk menangani pasien yang ada.
Ekonomi
 Pertanian dan Perkebunan
Pada tahun 2005 tanaman padi mengalami penurunan luas panen dari semula tahun 2004 sebanyak 22.120 ha menjadi 22.093 ha pada tahun 2005.
Cengkeh pada tahun 2004 luas arealnya 1.610,89 ha sedangkan tahun 2005 meningkat menjadi 1.635,34 ha. Komoditi jambu mete luasnya mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2004 seluas 4.706,88 ha dan tahun 2005 menjadi 4.441,38 ha, namun produksinya justru mengalami peningkatan.
Peternakan dan Perikanan
Populasi ternak sapi pada tahun 2004 sebanyak 33.705 ekor mengalami kenaikan pada tahun 2005 menjadi 34.738 ekor. Kecamatan Watubangga selama ini dikenal sebagai pusat ternak di Kabupaten Kolaka seperti sapi, kerbau dan kambing.
Populasi ternak unggas ayam ras terbanyak terdapat di Kecamatan Baula sebesar 351.404 ekor pada tahun 2005.
Pada tahun 2005 produksi ikan tercatat sebesar 25.373,20 ton yang terdiri dari produksi ikan laut sebesar 19.253,30 ton dan ikan darat sebanyak 6.119,90 ton.
Industri dan Pertambangan
Perusahaan industri besar/sedang yang sangat menonjol adalah Pabrik Fero Nikel PT. Aneka Tambang di Kecamatan Pomalaa. Pada tahun 2004 pabrik Feni 3 dan sudah beroperasi pada tahun 2005.
Jumlah perusahaan industri kimia selama 5 tahun mengalami kenaikan dari 291 perusahaan tahun 2001 menjadi 304 perusahaan pada tahun 2005, dengan nilai investasi sebesar Rp. 1.169.366.000,- pada tahun 2001 menjadi Rp.1.950.846.000,- tahun 2005 serta nilai produksi naik dari Rp.734.351.000,- pada tahun 2001 menjadi Rp. 1.394.855.000,- tahun 2005.
Perusahaan industri logam dan mesin tahun 2005 sebanyak 168 perusahaan, kenaikan tersebut diikuti kenaikan jumlah tenaga kerja dari 1.177 orang tahun 2001 menjadi 1.256 orang tahun 2005, investasi Rp. 2.205.069.000,- tahun 2001 menjadi Rp. 3.051.561.000,- tahun 2005 dan produksi perusahaan menjadi Rp. 4.119.607.000,- tahun 2005.
Di Kabupaten Kolaka terdapat pertambangan Nikel dan dengan keunggulan tersebut diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang ada semaksimal mungkin untuk menunjang perkembangan perekonomian.
Nilai produksi hasil pertambangan pada tahun 2005 mengalami kenaikan produksi bijih nikel, yaitu pada tahun 2004 sebesar 1.312.411 ton dan pada tahun 2005 meningkat sebesar 1.577.602 ton. Dengan kenaikan produksi tersebut, nilai produksi juga mengalami kenaikan dari Rp. 108.237 juta pada tahun 2004 naik menjadi Rp. 148.958 juta pada tahun 2005.
Perdagangan
Nilai jual produksi nikel juga mengalami peningkatan, pada tahun 2004 senilai US $ 16.407.171,31,- dan tahun 2005 meningkat menjadi US $ 41.501.542,73. Namun pada ekspor ferro nikel mengalami penurunan apabila pada tahun 2004 sebesar 30.807,52 ton dan tahun 2005 sebesar 28.680,17 ton. Seiring dengan penurunan nilai ekspor, maka nilainya juga mengalami penurunan dari US $ 87.014.875,99,- pada tahun 2004 menjadi US $ 82.623.725,80,- pada tahun 2005.
Nilai ekspor barang melalui Pelabuhan Pomalaa terjadi peningkatan, jika pada tahun 2004 senilai US $110.505.250.300,- pada tahun 2005 meningkat menjadi US $ 136.935.300.540.-[rujukan?]
Angkutan dan Komunikasi
 Panjang Jalan
Panjang jalan pada tahun 2005 tercatat sepanjang 1.348,81 km yang terdiri dari jalan Negara sepanjang 8,17 km, jalan Provinsi sepanjang 162,73 km dan jalan Kabupaten sepanjang 1.032,91 km.
Pengangkutan
Kegiatan usaha pelayaran selama tahun 2005, seperti kunjungan kapal, arus barang dan penumpang sebanyak 2.296 kunjungan kapal yang terdiri dari 2.262 pelayaran dalam negeri dan 34 pelayaran luar negeri. Dari 2.262 pelayaran dalam negeri tersebut terjadi bongkar barang sebesar 269.360 ton dan muat 87.630 ton serta penumpang turun sebesar 141.116 orang dan naik 155.887 orang. Kemudian dari pelayran luar negeri tidak terdapat arus naik turun penumpang tetapi terdapat bongkar barang sebesar 25.652 ton dan muat 892.263 ton.
Pos dan Telekomunikasi
Mengenai sarana telekomunikasi yang terdapat di Kabupaten Kolaka pada tahun 2005 sebanyak 3.340 kapasitas sentral berjenis otomat dan 2.800 sambungan telepon induk. Sambungan telepon induk pada tahun 2005 mengalami peningkatan dari tahun 2004 sejumlah 2.630 menjadi 2.800 pada tahun 2005.

1.      Potensi PARIWISATA di Kabupaten Kolaka
 
Obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Kolaka yaitu:
Pulau Padamarang: merupakan pulau dengan pantai berpasir putih, pulau ini terletak 40 Mil dari Kota Kolaka.
Sungai Tamborasi: merupakan sungai terpendek di dunia. Terletak 85 Km dari Kota Kolaka.
Pemandian Air Panas Mangolo dan Penginapan: merupakan pemandian alam, terletak di Desa Mangolo berjarak 10 Km dari Kota Kolaka.
Kawasan Pantai Kolaka: merupakan obyek wisata yang terletak di dalam jantung kota Kolaka.
Pulau Malaha: Pulau ini memiliki pantai yang berpasir putih dan merupakan salah satu pulau yang banyak di tumbuhi pohon kelapa. Jaraknya sekitar 88 Km dari pelabuhan Kolaka.
Pantai Poturua: Pantai ini terletak di kecamatan Watubangga dengan jarak 120 Km dari Ibukota Kabupaten Kolaka.
Kajuangin: merupakan obyek wisata yang sering di kunjungi setiap hari sabtu dan minggu atau hari libur yang sekarang sangat popular bagi masyarakat kolaka  di sebab yang tempatnya lansung berada di pinggir pantai, rata-rata yang mengunjunginya mulai dari kalangan anak kecil sampai kalangan orang tua. Tempat ini jaraknya ± 25 km dari ibukota kolaka.
2.      POTENSI INVESTASI
Kolaka Penghasil Kakao Terbesar


Jumat, 22 Juli 2011
JAKARTA (Suara Karya): Hingga saat ini, Kabupaten Kolaka (Sulawesi Tenggara) masih merupakan penghasil kakao terbesar di Indonesia. Dengan luas lahan kakao sebesar 92.442 hektare (ha) dan produksi sebanyak 30.921 ton per tahun, tak salah bila Kolaka disebut sebagai Kakao City.
"Produksi kakao Kolaka merupakan yang terbesar di Indonesia. Karena itu, tak salah bila Kolaka menjadi salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus di kawasan timur Indonesia," kata Bupati Kolaka Buhari Matta, seperti disampaikan Kabag Humas Protokol Kabupaten Kolaka M Arnam Amri, kemarin, di Jakarta.
Menurut Buhari, investasi Kolaka yang terus tumbuh membuat dirinya makin memiliki tekad untuk membawa Kolaka sebagai sentra ekonomi yang kukuh. Karena itu, keinginannya untuk meningkatkan APBD Kolaka yang saat ini mencapai Rp 400 miliar ke angka yang lebih tinggi, bukan hal yang mustahil.
"Kita ingin maju dan terus bergerak. Apalagi Kolaka mempunyai potensi besar untuk pertanian lainnya, seperti padi, jagung, kedelai, durian, dan jeruk. Ini akan kita daya gunakan untuk meningkatkan APBD," ujar Buhari.
Bukan hanya sektor pertanian, di bidang perikanan, Kolaka juga menyimpan potensi kuat untuk di masuki investor. Dengan jumlah tangkapan sebesar 19.598 ton per tahun dengan potensi sebesar 50.000 ton per tahun, menjadikan Kolaka tempat yang menjanjikan untuk menenamkan modal.
"Ini belum termasuk produksi perikanan darat dan juga rumput laut. Sehingga investor tinggal datang dan akan dilayani dengan baik untuk bersama-sama mengembangkan potensi Kolaka," ucap Buhari, yang wilayahnya mendapatkan enam kali penghargaan Adipura ini. (Sabpri)
3.      Investor Jepang Lirik Potensi Perikanan Kolaka
KOLAKA, KEPRES- Investor dari Jepang melirik potensi perikanan di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya potensi ikan tuna yang sesuai hasil survei, tuna di perairan Kolaka merupakan jenis tuna terbaik di dunia. Bupati Kolaka, Drs Buhari Matta baru-baru ini menjelaskan, Pemkab Kolaka sudah dihubungi investor Jepang dan mereka dalam waktu dekat akan ke Kolaka untuk kepentingan tersebut.
Rencananya investor Jepang tersebut akan membangun ruang pendingin "cold storage" di Kolaka, sehingga kehadiran mereka selain memanfaatkan potensi ikan, juga akan membuka lapangan kerja, karena dengan membangun "cold storage" berarti akan membutuhkan banyak tenaga kerja."Investor Jepang tesebut mengetahui potensi perikanan yang dimiliki Kolaka melalui Kantor Penghubung Pemkab Kolaka yang ada di Jakarta. Di sana semua potensi sumber daya alam yang ada di Kolaka tersaji secara lengkap, baik melalui brosur maupun web site," kata Bupati Buhari.Keberadaan Kantor Penghubung Pemkab Kolaka di Jakarta itu, sebelumnya sempat diprotes sejumlah pihak di Kolaka karena dianggap akan mubazir, tetapi ternyata sekarang sudah membawa hasil dengan adanya investor yang berminat menanamkan modal di Kolaka.
 Menurut Buhari, untuk mendorong investor menanamkan modal di Kolaka, selain melakukan promosi secara intensif melalui Kantor Penghubung Pemkab di Jakarta, juga menjanjikan berbagai kemudahan kepada investor.
 Dari segi perizinan misalnya, kata Bupati, Pemkab tidak akan mempersulit, bahkan izin itu bisa keluar kurang dari 24 jam, seperti yang telah diberikan kepada Konsorsium PT Hadji Kalla dan PT Bukaka Teknik Utama yang akan membangun PLTA Tamboli di Kecamatan Samuturu, Kolaka.
 "Mereka mengajukan izin pagi harinya ketika akan ke lokasi untuk melakukan peninjauan dan ketika mereka kembali sore harinya, izinnya sudah keluar. Ini kita lakukan karena Kolaka sangat membutuhkan investor untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.
 Selain perizinan, Pemkab Kolaka juga akan memberikan dukungan kepada investor dalam bentuk pembangunan infrastruktur penunjang yang dibutuhkan investor, seperti jalan, jembatan, air bersih, telekomunikasi dan listrik.
 Ditanya mengenai kesiapan energi listrik, Buhari mengatakan, tidak ada masalah, karena selain dari PT PLN, juga energi listrik di Kolaka nantinya akan dipasok pula dari PLTA Tamboli yang diperkirakan sudah beroperasi tahun 2006 dengan kapasitas 25 MW.MAT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar